skip to main |
skip to sidebar
Memang
sulit menerima kenyataan ketika tim yang kita cintai kita bangga
banggakan oleh segelintir orang akhirnya dibawa kembali ke jurang
kegelapan jurang para Mafia sepakbola dimana pengaturan skor serta
bentuk-bentuk aksi yg tidak sportif kerap mewarnai di setiap
pertandingan. Tapi kami akan tetap melawan, Suporter harus punya
bargaining position yang lebih tinggi pada Manajemen Timnya tak hanya
terjebak pada slogan-slogan "Cinta Sakmodare" atau "Main Di Liga Apapun
Tetap Didukung" apalagi bagi kami pecinta PSIS Semarang yang kini
dipaksa untuk bertekuk lutut pada salah satu mafia pengatur pertandingan
yg tersohor di era PSSI Nurdin Halid yakni JLE. Dengan kedok "Kelompok
Penyelamat Sepakbola" mereka membawa nama PSIS ke PT LI dengan tujuan
politisasi dan kepentingan kelompok sesaat.
Kami bukan glory
hunter yang hanya bisa "pokoknya menang" atau "sing penting main" tanpa
mau berfikir bagaimana masa depan PSIS jika sanksi FIFA terhadap klub yg
membangkang pada federasi resmi
Indonesia menjadi kenyataan , kami ingin kebesaran PSIS dan kota
Semarang tidak hanya sebagai jago kandang buat apa menjuarai suatu
kompetisi tanpa bisa bicara di event internasional , kami ingin
kebesaran PSIS dan kota Semarang dikenal seluruh pelosok asia bahkan
dunia.
Hari sabtu tanggal 22 desember 2012, Panser Hooligans
Semarang yang merupakan sayap dari organisasi suporter Panser Biru
mendatangi stadion jatidiri dan melakukan aksi demo menolak rencana
pemakaian nama PSIS mengikuti kompetisi Divisi Utama PT.LI , melalui
spanduk sederhana yang bertuliskan "Kembalilah ke jalan yg Benar" semoga
menjadi pertimbangan bagi sekelompok orang yang membawa nama PSIS
Semarang ke liga mafia tersadar atas kecerobohannya.
Bukan kami
tidak loyal atau menjadi pengkhianat, justru aksi tersebut merupakan
bentuk kepedulian kami atas sejarah dan kebesaran nama PSIS Semarang, di
kota Manchester sana ada dua firm hooligan ( Red Army dan the Man In
Black ) yang memboikot pertandingan MU sebagai bentuk protes terhadap
kepemilikan keluarga Glazer, apakah firm hooligan tersebut tidak loyal ?
, apakah mereka pengkhianat ?.
Namun kedatangan kami tersebut
ternyata dimanfaatkan segelintir oknum , memfitnah dengan keji dan
menuduh kami melakukan perbuatan-perbuatan negatif , tidak mungkin kami
melakukan hal tersebut anggota Panser Hooligans Semarang sebagian besar
merupakan orang-orang dewasa yang terpelajar , para pekerja atau
wiraswastawan , bahkan banyak yang sudah berkeluarga. Setiap datang ke
stadion pun berpakaian rapi dan bersepatu, ada-ada saja kelakuan oknum
yang tidak suka dengan keberadaan kami.
Panser Biru Hooligans 1932
Read more